Entri Populer

Sabtu, 29 Agustus 2009

HAFALAN SHALAT DELISA


Category:Books
Genre :Religion & Spirituality
Author :Tere Liye


Ini novel kedua Tere Liye yang gue baca. Tertarik dari sinopsis yang ada dibelakang buku ini...walau sempat beberapa kali tertunda untuk membeli, akhinya ga tahan juga...hahaha

Buku ini menceritakan tentang bocah kecil yang bernama Delisa, yang memiliki Ummi, Abi dan kakak - kakak yang menyayanginya walau sering jadi keusilan salah satu kakak kembarnya.
Cerita tentang kehidupan awal keluarga ini mulai dari sholat subuh berjamaah, tadarusan, kegiatan sehari-hari termasuk Delisa yang berusaha menghafal bacaan shalat dan untuk membantunya, sang kakak walau sering menggoda..tapi berbaik hati mencarikan solusi bagaimana menghafal dan ga sampe kebalik-balik. Moment paling penyentuh, saat selesai shalat subuh Delisa mendekati Ummi yang lagi dzikir (abahnya masih berada dikapal, dilautan lain...) dan meluk leher Ummi dari belakang sambil bilang " Delisa sayang Ummi karena Allah" ...ya Robb, gue ga bisa nahan air mata....kata-katanya dahsyat banget dan ga pernah kepikir untuk mengucapkan itu ke orang tua sendiri. Tapi dibalik itu ternyata Delisa menyimpan rahasia karena ternyata "tadi"nya itu karena sebatang coklat yang akan diberikan oleh ustad yang mengajarnya di TPA, meski saat dia mengucapkanitu sungguh-sungguh keluar dari hatinya.
Hari H saat ujian hafalan shalatnya datang, dua kakak kembarnya diam - diam dah menyiapkan sambutan selamat datang untuk adeknya ini penuh dengan nuansa biru (warna kesukaan Delisa). Ummi ikut mengantar...Delisa sendiri berjanji akan mengakui ke Ummi kenapa dia sampai mengucapkan kata-kata tadi setelah ujiannya selesai.
Tapi ternyata semua berubah ketika tsunami menerjang Lhok Ngah dan meratakan negri itu, yang ada hanya Delisa (yang ditemukan diantara semak-semak kl ga salah 5 hari stlh peristiwa itu). Ga ada kesempatan untuk dia mengakui rahasianya, ga sempat mengucapkan terima kasih untuk kakaknya, ga sempat pake kalung "D" sebagai hadiah kelulusannya. Yang ada kehilangan Ummi, kehilangan kakak2nya, kehilangan teman2nya, kehilangan sebelah kakinya termasuk kehilangan kemampuannya untuk mengingat bacaan shalat.

Tapi dibalik itu semua, semangatnya tetap membara. Ga pernah mengeluh, ga meratapi terus hari-harinya, tetap bisa terus tersenyum menjalani hidupnya walau hanya tinggal Abi yang dia miliki....


Narasumber: http://theefun.multiply.com/reviews/item/1

Jumat, 14 Agustus 2009

MUSLIMAH BERJILBAB (Oleh Zulfahmi Zaim)


Kisah di bawah ini disajikan sebagaimana pengalaman yang dituturkan oleh Sang Pelaku kepada Penulis dan atas seijin beliau, Penulis mencoba menuangkan dalam bentuk artikel ini sebagai bahan renungan dan semoga dapat memberikan hikmah dan manfaatnya bagi kita semua khususnya bagi kaum Hawa. Selamat membaca.

S

uatu ketika terjadi dorongan yang sangat kuat di dalam jiwa dan bathin saya untuk merubah penampilan sebagai seorang muslimah sejati yang mewajibkan untuk menutup aurat pada bagian tubuh dari pandangan laki-laki lain yang bukan muhrim saya. Dorongan ini terus berkecamuk di dalam jiwa dan bathin saya, kenapa ini saya alami justru pada saat saya sedang diberi kenikmatan dunia yang hidup di suatu negara mode yang sangat terkenal, dimana setiap musim kita bisa melihat perubahan mode hasil karya para perancang dunia yang terkenal. Sekalipun saya tidak mungkin menggunakan mode dan gaya hasil adi karya mereka, namun wanita mana yang tidak ingin mempunyai penampilan yang menarik sesuai dengan mode yang sedang trend saat itu, sekalipun hanya sekedar menggunakan gaun yang saya beli sesuai dengan kemampuan ekonomi saya (yang pasti jauh lebih rendah nilai ekonomisnya dibanding buatan para perancang terkenal tadi), bagi saya itu sudah cukup memuaskan hati saya untuk bisa berpenampilan menarik .

O

bsesi untuk segera merubah penampilan saya dengan menggunakan pakaian muslimah yang dapat menutup aurat saya dengan menggunakan JILBAB, terus berkecamuk di dalam jiwa dan bathin saya, sekalipun Alhamdulillah saya tidak melupakan kawajiban saya untuk melaksanakan Sholat 5 waktu dan amal ibadah lainnya. Namun di sisi lain, setiap saat dan dimanapun saya berada, selalu diperlihatkan dengan pemandangan wanita-wanita yang berpakaian modern dan trendy, yang tentunya mereka itu adalah para wanita non muslim, hanya sedikit sekali saya melihat wanita yang menggunakan pakaian muslimah dengan berjilbab, karena memang di negeri ini populasi umat muslimnya sedikit hanya sekitar 5%.

L

ama saya berpikir dengan kegalauan dan kegalutan yang ada di dalam hati dan bathin saya. Namun Alhamdulillah berkat anugrah dan hidayah Allah SWT serta dorongan dan motivasi yang diberikan oleh suami serta keluarga saya, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan JILBAB. Saya dan suami mencari pakaian muslimah dan JILBAB yang sesuai dengan ukuran badan dan wajah saya. Kami datangi tempat-tempat yang banyak terdapat pertokoan muslim. Kami mencari dari satu toko ke toko lainnya, dari satu mall ke mall lainnya, dari hari pekan satu ke hari pekan lainnya, namun rupanya saya masih mendapat ujian dari Allah SWT, ternyata untuk mendapatkan pakaian muslimah dan JILBAB yang sesuai dengan keinginan tidak lah mudah.

E

ntah mungkin sudah hampir 3 bulan sejak saya memutuskan untuk menggunakan JILBAB, namun masih belum bisa mendapatkannya di negeri ini. Ternyata tidak mudah untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan ukuran orang Asia. Dengan tekad dan niat yang baik, Allah SWT tidak pernah menutup jalan bagi umatnya yang terus berdoa dan berusaha, hingga akhirnya suatu ketika ada kawan saya yang akan ke Indonesia. Tentunya kesempatan ini tidak saya sia-siakan, saya titip kepada kawan saya agar dapat dibawakan JILBAB dari Indonesia yang mestinya bisa sesuai dengan ukuran saya. Namun ternyata ujian ini belum berakhir dan memang tidak mudah untuk memutuskan merubah penampilan dengan menggunakan gaun muslimah yang dapat menutup aurat, karena setelah JILBAB ini saya terima dari kawan, saya masih bimbang dan ragu untuk menggunakannya. Saya masih berkaca, apakah saya pantas, apakah saya sudah cocok, apakah tidak akan mengganggu aktivitas saya dan yang utama adalah apakah saya dapat merubah sifat saya. Untuk menutupi kegalauan hati dan perasaan jiwa, saya katakan kepada suami bahwa JILBAB yang ada tidak sesuai dengan ukuran kepala saya (terlalu besar), jawaban itulah yang keluar dari mulut saya ketka suami menanyakan : ”kenapa JILBAB nya belum dipakai” ?. Saya dan suami masih belum menyerah dengan keadaan ini, karena suami saya ingat pesan kawannya: ”Tidak ada yang tidak bisa, yang ada hanya mau atau tidak”. Ketika ada lagi suami kawan saya yang akan ke Indonesia, saya titip lagi JILBAB kepadanya.

H

ari pertama saya menggunakan JILBAB keluar rumah di saat pergantian tahun baru tepatnya tanggal 14 Pebruari 2008, setelah saya memaksakan bahwa saya harus mampu melawan godaan dan mengatasi ujian ini, saya mengalami peristiwa yang tidak pernah saya alami sebelumnya selama lebih dari 1 tahun tinggal di negeri ini, orang-orang yang saya tidak kenal apakah dia wanita maupun pria, mereka memberikan salam dengan ucapan ”Assalamu’alaikum” yang tentunya saya terkejut sambil membalas salam mereka dengan ucapan ”Wa’alaikumsalam Wr.Wb”. Mengalami peristiwa seperti itu di negeri yang mayoritas non muslim, sangat berkesan dan bermakna sekali bagi saya, sehingga semakin menambah keyakinan saya bahwa jika Allah SWT sudah punya kehendak, maka terjadilah ”kun fayakuun”, tidak ada satupun kekuatan yang dapat menghalangi kehendaknya, Maha suci Allah yang di tanganNya memiliki kekuasaan atas segala sesuatu.

A

lhamdulillah berkat taufiq dan hidayah yang Engkau berikan kepada hamba Mu yang tidak berdaya ini, Allah SWT telah merubah hidup saya, tidak saja dari segi penampilan secara phisik, tetapi juga Insya Allah dari segi mentalitas dan rohani. Saya merasakan adanya perbedaan dalam menjalankan ibadah dan kewajiban saya selaku Muslimah terasa lebih khusuk dan dalam kehidupan sehari-hari, terasa lebih tenang dan menjauhi segala perbuatan yang telah Engkau larang. Untuk mensyukuri anugerah dan hidayah yang telah Allah SWT berikan kepada saya dan keluarga, Insya Allah pada tahun 2008 ini saya berserta suami berencana akan melaksanakan ibadah haji. Mohon doa dari para Pembaca, Terima kasih.

semoga bermanfaat ((^_^))
Narasumber : http://permiip.multiply.com/journal/item/9